Mitos vs Fakta: 4 Tanaman ini Mampu Usir Ular – Di balik citranya yang menyeramkan, ular ternyata memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Sebagai pemangsa sekaligus santapan bagi hewan lain, kehadiran ular membantu mempertahankan stabilitas rantai makanan.

Mitos vs Fakta: 4 Tanaman ini Mampu Usir Ular
Tak hanya itu, bisa ular juga telah dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, terutama dalam pembuatan serum anti-racun dan berbagai obat yang mampu menyelamatkan nyawa manusia.
Meski demikian, bahaya akibat Gigitan Ular Berbisa tak bisa dianggap sepele. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya lebih dari 130 ribu jiwa di seluruh dunia meregang nyawa akibat serangan ular berbisa.
Upaya penanganan terhadap kasus gigitan ular pun masih menemui banyak kendala, baik dari segi penanganan medis maupun akses terhadap perawatan yang memadai di wilayah-wilayah rawan kejadian.
Oleh sebab itu, pendekatan alami untuk mengusir ular tanpa membahayakan hewan tersebut kini semakin banyak diminati. Langkah ini dinilai efektif mencegah kejadian berbahaya tanpa merusak ekosistem.
Salah satu metode yang dikenal sejak lama adalah penggunaan tumbuhan sebagai penangkal alami, termasuk untuk menghalau ular. Cara ini telah diwariskan turun-temurun dan digunakan oleh masyarakat sebagai bentuk perlindungan di lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya.

Tanaman Bisa Usir Ular, Mitos atau Fakta?
Apakah tanaman benar-benar mampu mengusir ular atau hanya sebatas mitos? Ebele M Ilondu, peneliti dari Departemen Botani di Delta State University, Nigeria, menyampaikan bahwa penggunaan tanaman untuk mengendalikan hama telah dikenal sejak lama.
Dalam artikelnya yang berjudul Studies on the Diversity of Snake Repellent Plants Within Some Communities in Delta State, Nigeria, Ilondu menuliskan bahwa sejumlah jenis tumbuhan yang diyakini bisa menjauhkan ular telah lama digunakan dalam praktik tradisional, terutama oleh masyarakat pedesaan di kawasan tropis. Tanaman-tanaman tersebut biasanya ditanam di sekitar pemukiman sebagai langkah pencegahan.
Beberapa contoh tanaman yang disebutkan antara lain Sansevieria trifasciata atau lidah mertua, Cymbopogon citratus atau serai, Vetiveria zizanioides yang dikenal sebagai akar wangi, serta Andrographis paniculata atau sambiloto.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Suneetha Vuppu dari Sekolah Biosains dan Teknologi di Vellore Institute of Technology, India. Dalam tulisannya yang dimuat di jurnal Toxico edisi Agustus 2023 berjudul The sustainable conversion of floral waste into natural snake repellent and docking studies for antiophidic activity, Suneetha menyebutkan bahwa bunga seperti marigold, hibiscus atau kembang sepatu, tridax, dan cassia berpotensi sebagai pengusir ular alami.
Ia juga menambahkan bahwa bahan-bahan dapur seperti bawang putih, serai, cengkeh, cedar, serta kayu manis kerap dimanfaatkan untuk menjauhkan ular dari rumah. Menurutnya, aroma tajam dari bahan-bahan ini membuat ular enggan mendekat.
Lebih lanjut, Suneetha menjelaskan bahwa tanaman tersebut mengandung zat aktif yang tak disukai ular. Misalnya, allicin pada bawang putih, cedrol dan cedrine dalam cedar, citronellal pada serai, eugenol di cengkeh, cinnamaldehyde di kayu manis, serta pyrethrin dalam bunga marigold.
Namun, tidak semua ahli sepakat dengan efektivitas tanaman sebagai pengusir ular. Johan Marais dari African Snakebite Institute menyampaikan keraguannya terhadap metode tersebut. Ia lebih menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah untuk mencegah ular datang.
Menurut Marais, benda-benda seperti puing, batu berserakan, dan lembaran seng bekas dapat menjadi tempat sembunyi favorit ular. Membersihkan area semacam itu akan mengurangi risiko kemunculan hewan melata tersebut.
Selain itu, menghindari genangan air juga dinilai penting. Air yang menggenang bisa menarik katak atau kodok, yang merupakan salah satu santapan utama ular selain tikus. Dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan tertata, kemungkinan ular mendekat ke permukiman bisa ditekan.
