Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026

DetikPulsa – Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome, Microsoft kembali mengarahkan pengguna Windows agar tidak lagi menggunakan browser Google Chrome. Lalu, apa alasan di balik langkah tersebut?

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026
Microsoft

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026

Setelah melakukan pembaruan sistem, Windows mulai menampilkan pemberitahuan yang menyarankan pengguna menghentikan pengunduhan Google Chrome. Sebagai alternatif, Microsoft mendorong pemakaian browser bawaan mereka, yakni Microsoft Edge.

Mengutip Forbes, Selasa (16/12), langkah ini dipandang sebagai upaya terbaru perusahaan teknologi tersebut untuk mempertahankan pengguna agar tetap berada dalam ekosistem Microsoft.

Dalam pendekatan terbarunya, Microsoft menekankan isu perlindungan data pribadi serta keamanan siber. Perusahaan menyebut Microsoft Edge sebagai salah satu browser dengan fitur paling lengkap, termasuk mode penjelajahan privat, pemantauan keamanan kata sandi, serta perlindungan dari berbagai ancaman siber.

Strategi semacam ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Microsoft kerap menegaskan bahwa Edge dibangun di atas Chromium, fondasi yang sama dengan Google Chrome.

Melalui pendekatan tersebut, Microsoft Edge sering diposisikan sebagai browser dengan pengalaman yang setara, bahkan diklaim menawarkan performa lebih baik. Namun, dalam pembaruan Windows kali ini, narasi kesamaan itu tidak lagi ditonjolkan dan digantikan dengan fokus penuh pada isu keamanan.

Microsoft Ubah Windows untuk Dorong Pengguna Tetap Pakai Edge dan Kurangi  Fokus pada Google Chrome - Jakarta Daily Indonesia
Microsoft – Microsoft Edge

Langkah Microsoft ini menuai kritik dari Aliansi Pilihan Browser, sebuah kelompok yang terdiri dari pengembang berbagai browser, termasuk Google Chrome.

Aliansi tersebut menilai Microsoft menyampaikan pesan yang menyesatkan terkait keamanan demi memengaruhi pilihan pengguna.

“Microsoft seharusnya mengutamakan kepentingan pengguna, bukan mendaur ulang pop-up lama dengan kemasan pesan baru yang berpotensi merusak kebebasan memilih dan menghambat browser pesaing,” ujar perwakilan aliansi tersebut.

Hingga kini, Microsoft belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik yang disampaikan.

Langkah serupa Apple

Strategi yang ditempuh Microsoft ini mengingatkan pada pendekatan serupa yang sebelumnya dilakukan Apple melalui browser Safari. Apple kerap menyoroti isu privasi, pelacakan, dan fingerprinting sebagai pembeda utama dari browser pesaing.

Belum lama ini, Apple juga mengeluarkan peringatan kepada pengguna iPhone dan Mac agar tidak lagi menggunakan Chrome maupun aplikasi Google lainnya. Perusahaan mendorong pemakaian Safari sebagai peramban bawaan yang diklaim lebih aman dalam menjaga data dan privasi pengguna.

“Safari dirancang untuk mencegah pengiklan dan situs web memanfaatkan kombinasi unik karakteristik perangkat Anda untuk membuat fingerprint guna melacak aktivitas,” kata Apple.

“Untuk melawan praktik fingerprinting, Safari menampilkan versi sederhana dari konfigurasi sistem, sehingga lebih banyak perangkat terlihat serupa bagi pelacak dan membuat proses identifikasi menjadi lebih sulit,” lanjut pernyataan tersebut.

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026
Apple

Apple juga menyoroti praktik pelacakan digital seperti fingerprinting yang dinilai semakin sulit dikendalikan. Situasi ini semakin kompleks setelah Google mencabut larangan terhadap metode pelacakan tertentu yang sulit dideteksi dan tidak dapat dinonaktifkan.

Fingerprinting bekerja dengan mengambil potongan data kecil dari perangkat, mulai dari jenis layar, pengaturan bahasa, hingga konfigurasi sistem operasi, lalu menggabungkannya menjadi identitas unik. Berbeda dengan cookie pelacak yang masih dapat dimatikan, metode ini tidak menyediakan opsi penolakan bagi pengguna.

Meski menyarankan pengguna untuk tidak lagi memakai Chrome dan aplikasi Google lainnya, Apple menegaskan bahwa Safari tetap dapat digunakan dengan layanan Google seperti Docs, Sheets, dan Slides tanpa kendala.

Selain persoalan privasi, Apple juga menyoroti potensi risiko keamanan baru yang muncul dari integrasi Chrome dengan model kecerdasan buatan Gemini. Browser berbasis AI disebut dapat membuka celah serangan yang lebih serius.

Google mengakui adanya ancaman tersebut, khususnya serangan indirect prompt injection yang berpotensi memicu tindakan berbahaya, seperti transaksi keuangan tanpa izin atau pencurian data sensitif.

“Ancaman utama baru yang dihadapi seluruh browser berbasis agen adalah injeksi prompt tidak langsung. Risiko ini dapat muncul dari situs berbahaya, konten pihak ketiga dalam iframe,” ungkap Google.

“Atau dari konten buatan pengguna seperti ulasan, yang berpotensi mendorong agen melakukan tindakan yang tidak diinginkan, termasuk memulai transaksi keuangan atau mengekstraksi data sensitif,” lanjutnya.

Meski demikian, Google menyatakan telah menyiapkan sistem pertahanan berlapis untuk membuat serangan semacam ini semakin sulit dilakukan dan membutuhkan biaya tinggi.

Microsoft Ingatkan Pengguna Windows Stop Pakai Chrome Mulai 2026
Microsoft
Share: