Detik Pulsa – Manga One Piece Resmi Libur 1 minggu karena Festival Obon, Shonen Jump baru saja mengumumkan jeda penerbitan manga One Piece. Setelah sebelumnya sempat rehat selama dua minggu lalu kembali rilis, kini One Piece chapter 1156 akan hiatus karena perayaan Festival Obon.
Manga One Piece Resmi Libur 1 minggu karena Festival Obon
Festival tradisional Obon ini digelar untuk menghormati dan mengenang arwah leluhur, biasanya diisi dengan tradisi khas seperti pesta lentera, tarian Bon Odori, dan persembahan makanan.
Pada Manga One Piece chapter 1155, Rocks D Xebec kembali muncul setelah terakhir kali hanya sebagai cameo. Ia menampilkan sejumlah pencapaiannya, termasuk menentang Pemerintah Dunia serta merekrut kru melalui ajang Davy Jones Fights.
Chapter 1156 nantinya akan mengisahkan sepak terjang Xebec sekaligus membuka informasi tentang Bajak Laut Kuja dan para raksasa dari Elbaf.
Rocks juga mengungkap ambisinya untuk menumbangkan Mary Geoise dan menguasai dunia, dengan tujuan menemukan dua Buah Iblis misterius yang memiliki kekuatan besar.
Kilas balik ini menjadi salah satu momen yang paling dinantikan para penggemar, terutama terkait insiden di Lembah Dewa.
Sebelumnya, Kuma di Pulau Egghead hanya memberikan sedikit gambaran tentang peristiwa penting tersebut. Semula chapter 1156 dijadwalkan rilis pada 10 Agustus, namun penerbitannya diundur menjadi 17 Agustus.
Apa itu Festival Obon
Festival Obon adalah perayaan tradisional Jepang yang digelar setiap tahun untuk menghormati dan mengenang arwah leluhur.
Biasanya berlangsung pada pertengahan Agustus (walau di beberapa daerah ada yang merayakannya pada Juli), Obon diisi dengan berbagai tradisi seperti:
* Menyalakan lentera untuk menuntun arwah kembali ke rumah.
* Tarian Bon Odori, tarian rakyat khas daerah masing-masing yang dilakukan di lapangan atau kuil.
* Persembahan makanan dan bunga** di altar keluarga atau kuil sebagai tanda penghormatan.
Obon dianggap sebagai salah satu momen libur besar di Jepang, mirip dengan Lebaran atau Tahun Baru di negara lain, karena banyak orang pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan berziarah ke makam leluhur.
Asal-usul Festival Obon
Asal-usul Festival Obon berakar dari ajaran Buddha yang dibawa ke Jepang dari Tiongkok sekitar abad ke-6, lalu bercampur dengan kepercayaan Shinto dan tradisi lokal yang menghormati roh nenek moyang.
Legenda yang sering dikaitkan dengan Obon berasal dari kisah Mokuren (Maudgalyayana dalam bahasa Sanskerta), seorang murid Buddha yang ingin menyelamatkan ibunya dari alam sengsara setelah meninggal.
Atas petunjuk Sang Buddha, ia memberikan persembahan makanan kepada para biksu pada hari ke-15 bulan ketujuh kalender lunar. Tindakan ini dipercaya membebaskan ibunya, dan Mokuren menari kegirangan. Kisah inilah yang menginspirasi tarian Bon Odori.
Makna simbolis beberapa tradisi Obon antara lain:
* Lentera (tōrō nagashi): dinyalakan untuk memandu arwah pulang ke rumah saat awal Obon, lalu dilepaskan di sungai atau laut di akhir festival untuk mengantar mereka kembali ke alam baka.
* Bon Odori: simbol sukacita atas berkumpulnya kembali dengan arwah leluhur, sekaligus ungkapan syukur.
* Persembahan makanan dan bunga**: melambangkan penghormatan serta doa bagi ketenangan roh keluarga yang sudah tiada.
* Membersihkan makam: bentuk bakti anak atau keturunan pada orang tua dan leluhur.
Karena Obon juga momen libur nasional tidak resmi, banyak orang Jepang memanfaatkannya untuk pulang kampung, mirip mudik Lebaran, sehingga suasananya penuh dengan reuni keluarga dan acara komunitas.
