Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah

Detik Pulsa – Koalisi Meta-Scale AI Retak, Ambisi Meta untuk menjadi pemain utama dalam pengembangan kecerdasan buatan mulai menghadapi hambatan. Investasi besar senilai USD 14,3 miliar atau sekitar Rp230 triliun yang dialirkan ke vendor data Scale AI pada Juni lalu kini dikabarkan tidak berjalan mulus.

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah
Mark Zuckerberg – Alexandr Wang

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah

Laporan TechCrunch mengungkap adanya gesekan antara kedua perusahaan meski kesepakatan baru diumumkan beberapa bulan sebelumnya. Salah satu tanda keretakan terlihat dari keputusan Ruben Mayer, eksekutif yang dibawa CEO Scale AI Alexandr Wang, untuk mundur.

Mayer, yang sebelumnya menjabat sebagai Senior Vice President of GenAI Product and Operations di Scale AI, diketahui keluar dari Meta hanya dua bulan setelah bergabung. Ia sebelumnya memimpin tim operasi data AI di Meta, namun tidak dimasukkan ke dalam unit utama MSL yang dikenal sebagai TBD Labs, yaitu tempat para peneliti AI papan atas berfokus mengembangkan teknologi.

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah
Scale AI

Data Scale AI Diragukan

Meski Meta telah menggelontorkan dana besar untuk Scale AI, laporan terbaru menunjukkan para peneliti internal lebih condong menggunakan data dari kompetitor seperti Mercor dan Surge AI. Beberapa sumber menyebut kualitas data milik Scale AI dianggap kurang memadai, sehingga tim di TBD Labs, unit inti riset superintelijen Meta, enggan menjadikannya sebagai tumpuan utama. Padahal, investasi ini semula dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat basis data AI Meta.

Tidak hanya Meta yang terdampak, Scale AI juga menghadapi tekanan setelah ditinggalkan klien besar seperti OpenAI dan Google, tak lama usai pengumuman kerja sama dengan Meta. Perusahaan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 200 pegawai di divisi pelabelan data pada Juli lalu.

CEO baru Scale AI, Jason Droege, beralasan langkah itu diambil karena perubahan kebutuhan pasar. Namun, keputusan tersebut memperlihatkan rapuhnya fondasi bisnis mereka di tengah kompetisi ketat.

Masalah yang dihadapi Meta tidak berhenti pada hubungan dengan Scale AI. Sejak kedatangan Alexandr Wang bersama sejumlah talenta eks-OpenAI, kondisi internal unit AI Meta justru disebut semakin kacau. Dua mantan pegawai dan seorang karyawan MSL mengungkapkan bahwa tim baru merasa terbebani oleh birokrasi perusahaan, sementara kelompok lama menilai ruang lingkup kerja mereka semakin menyempit.

Situasi ini berujung pada keluarnya sejumlah pakar AI terbaik Meta. Rishabh Agarwal, salah satu peneliti MSL, mengumumkan pengunduran dirinya di platform X, dengan alasan ingin mengambil peluang di luar perusahaan. Selain itu, Direktur Manajemen Produk AI generatif Chaya Nayak serta insinyur riset Rohan Varma juga telah menyatakan mundur.

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah
Meta-Scale AI R

Jalan Terjal Menuju Superintelijen

Mark Zuckerberg tengah berusaha keras mengejar ketertinggalan dari OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic. Untuk itu, ia membentuk unit MSL dengan menggandeng Alexandr Wang, pendiri Scale AI, sebagai sosok muda yang dipercaya memimpin.

Namun, ketidakstabilan internal dan hengkangnya sejumlah peneliti membuat ambisi besar Meta di bidang AI kembali diragukan. Padahal, perusahaan telah menyiapkan infrastruktur raksasa, termasuk proyek pusat data senilai USD 50 miliar di Louisiana yang diberi nama Hyperion.

Investasi besar Meta pada Scale AI yang kini menunjukkan tanda keretakan menjadi gambaran betapa mahal sekaligus rumitnya persaingan di ranah AI. Dengan keluarnya talenta penting, kualitas vendor data yang dipertanyakan, serta desakan untuk segera menghadirkan model generasi terbaru, perjalanan Zuckerberg dalam membangun superintelijen Meta masih jauh dari kata mudah, sebagaimana dilaporkan TechCrunch.

Koalisi Meta-Scale AI Retak, Investasi Rp 230 Triliun Goyah
Alexandr Wang
Share: