DetikPulsa – China Berhasil Temukan Fosil Telur Dinosaurus 86 Juta Tahun, Sekelompok fosil telur dinosaurus berhasil ditemukan di kawasan cagar fosil Qinglongshan, China bagian tengah. Para ilmuwan memperkirakan usia telur-telur tersebut sekitar 86 juta tahun, berdasarkan metode penanggalan uranium-timbal (U-Pb) yang dikenal sebagai teknik ‘jam atom’.

Ilmuwan China Berhasil Temukan Fosil Telur Dinosaurus 86 Juta Tahun
Sabtu (13/9), para peneliti memanfaatkan teknologi mikro-laser untuk mengambil sampel dari cangkang telur yang telah mengeras. Fragmen mineral kemudian diuapkan dan rasio antara atom uranium dan timbal dihitung, sehingga memungkinkan penentuan umur fosil dengan tingkat akurasi tinggi.
Penemuan ini menjadi catatan pertama terkait penanggalan fosil di kawasan Qinglongshan, yang selama ini diketahui memiliki lebih dari 3.000 telur dinosaurus tersebar di tiga lokasi berbeda.

Sebagian besar fosil telur tersebut terawetkan dalam bentuk tiga dimensi, dengan kondisi yang masih mempertahankan bentuk aslinya.
Mayoritas telur yang ditemukan berasal dari spesies Placoolithus tumiaolingensis, kelompok Dendroolithidae, meski identitas pasti dinosaurus yang meletakkan telur-telur ini masih belum terungkap. Bentuk telur bulat agak pipih, dengan panjang sekitar 12–17 cm dan ketebalan cangkang mencapai 2,4 mm.
Berbeda dari metode konvensional yang menilai usia fosil melalui sedimen di sekitarnya, teknik U-Pb memungkinkan penentuan umur langsung pada mineral karbonat yang terdapat di cangkang fosil.
Menurut Bi Zhao dari Hubei Institute of Geosciences, ide penerapan metode ini muncul secara kebetulan dari diskusi dengan peneliti kronologi speleothem, yakni formasi gua seperti stalagmit.

“Kami memutuskan untuk mencoba pada telur dari Qinglongshan, dan hasilnya ternyata sangat jelas serta dapat dipercaya,” ujar Zhao.
Heriberto Rochin-Banaga, peneliti geokronologi dari University of Toronto yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menilai metode U-Pb sebagai teknik penanggalan paling akurat saat ini, meski membutuhkan fasilitas laboratorium canggih dan prosedur pengujian yang ketat.
Meski menjanjikan, Zhao menekankan bahwa tidak semua fosil bisa diuji dengan teknik ini, karena tergantung pada keberadaan mineral karbonat primer di dalam fosil serta kondisi geologis di sekitarnya.
