Heboh Parade Robot Polisi Ramaikan Hari Bhayangkara ke-79 – Kehadiran berbagai jenis robot dalam latihan teknis menjelang Hari Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat, sempat mengundang kehebohan publik.
Sejumlah robot yang diperlihatkan, antara lain robot Humanoid, anjing robotik, tank robot, Ropi, hingga robot untuk sektor pertanian, memicu beragam reaksi dari masyarakat. Banyak yang penasaran akan tujuan di balik tampilnya robot-robot ini, termasuk soal kecanggihan teknologi dan anggaran pengadaannya.

Heboh Parade Robot Polisi Ramaikan Hari Bhayangkara ke-79
Menurut Irjen Sandi Nugroho selaku Kadiv Humas Polri, kehadiran teknologi robotika ini menjadi simbol upaya Polri dalam bertransformasi secara digital. Ia menyampaikan bahwa penggunaan robot dalam institusi kepolisian sudah bukan hal baru di negara-negara maju, bahkan sejumlah negara Asia Tenggara juga tengah mempersiapkan penerapan teknologi serupa untuk mendukung efektivitas kinerja aparat keamanan.
Antusiasme masyarakat, terutama anak-anak dan orang tua, terlihat jelas selama sesi demonstrasi robot di Monas. Banyak yang sengaja datang hanya untuk menyaksikan langsung performa robot humanoid, robodog, dan jenis lainnya. Sandi mengungkapkan bahwa Polri memahami rasa penasaran masyarakat mengenai manfaat sebenarnya dari kehadiran robot-robot tersebut.
Ia menegaskan bahwa Polri terus berusaha menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi, sambil membangun kerja sama dengan anak-anak bangsa untuk mengembangkan potensi di bidang kecerdasan buatan dan robotik. Menurutnya, pengembangan ini sejalan dengan visi penguatan sumber daya manusia dan teknologi sebagaimana tercantum dalam Asta Cita.

Sandi juga menyoroti tren global, di mana pada 2030, banyak institusi kepolisian akan memanfaatkan robot dalam berbagai tugas operasional. Negara-negara seperti Thailand, China, Singapura, dan Dubai sudah memulai langkah tersebut, bahkan ada yang telah mengembangkan robot untuk keperluan patroli, pelayanan administrasi, hingga pencarian dan penyelamatan.
Dalam Rencana Strategis Polri 2025–2045, pengembangan dan penggunaan robot telah masuk ke dalam agenda jangka panjang. Bahkan, untuk tahun 2026, sudah ada alokasi dana untuk pengadaan robodog yang nantinya dapat menggantikan peran anjing pelacak tradisional. Robodog dinilai lebih efisien karena tidak membutuhkan perawatan layaknya makhluk hidup dan mampu bekerja dalam kondisi ekstrem tanpa pelatihan khusus.
Robot humanoid juga disebut sangat berguna dalam melakukan identifikasi wajah, pemantauan keramaian, serta mendukung penegakan aturan lalu lintas melalui sistem elektronik. Dengan kemampuan bergerak leluasa dan cakupan pandangan 360 derajat, robot ini dianggap sebagai perangkat yang potensial dalam menjaga keamanan dan keteraturan di area publik.
Lebih lanjut, Sandi menyampaikan harapan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai situasi yang berbahaya, seperti menangani bahan peledak, menyelamatkan korban bencana, maupun menjalankan misi pemantauan di lokasi berisiko tinggi. Robot-robot ini juga diharapkan bisa memperkuat peran Polri dalam menjaga ketertiban, memberikan layanan yang responsif, serta menjalankan penegakan hukum dengan cara yang lebih transparan dan akuntabel.

Gandeng Anak Bangsa Kembangkan Robot
Dalam rangka mengembangkan teknologi robotik untuk mendukung tugas kepolisian, Polri menggandeng PT SARI Teknologi sebagai mitra. Direktur Utama perusahaan tersebut, Yohanes Kurnia Widjaja, menjelaskan bahwa setiap robot yang dikembangkan disesuaikan dengan tantangan serta kebutuhan operasional Polri. Ia mencontohkan pengembangan robot i-K9 dan robot humanoid sebagai bagian dari upaya tersebut.
Yohanes menyampaikan bahwa robot i-K9 dirancang agar mampu beroperasi dalam kondisi ekstrem hingga delapan jam dan telah terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan yang mampu melakukan analisis perilaku. Sementara itu, robot humanoid masih terus melalui tahap riset dan pengembangan untuk bisa benar-benar sesuai dengan peran yang dibutuhkan dalam pelayanan masyarakat maupun menjaga ketertiban umum.
Ia menambahkan bahwa robot humanoid belum sepenuhnya siap digunakan karena masih memerlukan banyak uji coba dan penyempurnaan sistem algoritma agar dapat berfungsi secara optimal di lapangan.
Sementara itu, Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa teknologi ini dirancang untuk mendukung personel Polri, terutama dalam menjalankan tugas-tugas di tempat yang berisiko tinggi. Tujuannya adalah untuk meminimalisir ancaman terhadap anggota di lapangan dan meningkatkan ketepatan dalam operasi.
Dedi juga menyampaikan bahwa teknologi robotika ini masih dalam fase awal pengembangan, namun Polri akan terus melakukan evaluasi dan pembelajaran dari praktik yang telah diterapkan di negara-negara lain yang lebih dulu mengadopsi teknologi serupa.
Ia menegaskan bahwa pengembangan robot ini juga selaras dengan visi Asta Cita yang menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Melibatkan anak-anak bangsa dalam proyek ini menjadi bentuk nyata pemberdayaan dan dukungan terhadap generasi muda di bidang teknologi dan kecerdasan buatan.
Modernisasi institusi kepolisian, kata Dedi, adalah proses panjang yang membutuhkan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Ia menutup dengan menekankan bahwa komitmen Polri adalah menjalankan inovasi ini secara terbuka, termasuk dengan membangun kerja sama global serta secara rutin menyampaikan perkembangan riset. Teknologi ini hadir untuk mendukung pelayanan Polri agar semakin berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.
