Detik Pulsa – Apa Itu Google Cloud dalam Kasus Korupsi 9T Nadiem, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini sedang melakukan penyelidikan atas dugaan korupsi yang berkaitan dengan layanan Google Cloud di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada masa kepemimpinan Nadiem Makarim. Dugaan tersebut disebut terjadi pada periode pandemi Covid-19.
Apa Itu Google Cloud dalam Kasus Korupsi 9T Nadiem
Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menegaskan bahwa penyelidikan terkait Google Cloud ini tidak berkaitan dengan perkara pengadaan laptop Chromebook yang tengah diproses oleh Kejaksaan Agung.
Ia menekankan bahwa kasus Korupsi Chromebook Nadiem Makarim menyangkut pembelian perangkat keras, sedangkan dugaan korupsi Google Cloud berhubungan dengan pengadaan sistem perangkat lunak.
Pihak Detik Pulsa telah mencoba menghubungi perwakilan Google Cloud guna meminta tanggapan terkait penyelidikan ini, namun hingga kini belum mendapat balasan.
Apa itu Cloud?
Cloud atau penyimpanan awan merupakan metode penyimpanan data digital di Server yang terletak di luar lokasi fisik pengguna. Server ini dikelola oleh perusahaan penyedia layanan pihak ketiga yang bertugas menyimpan, mengelola, dan menjaga keamanan data yang tersimpan dalam infrastrukturnya. Penyedia ini juga memastikan bahwa data tersebut bisa diakses kapan saja melalui koneksi internet, baik publik maupun pribadi.
Menurut informasi dari laman Google Cloud, layanan Cloud Storage memungkinkan perusahaan menyimpan serta mengelola data tanpa harus membangun dan mengoperasikan pusat data sendiri. Hal ini mengubah pengeluaran dari yang sebelumnya investasi modal menjadi pengeluaran operasional. Kapasitas penyimpanan pada cloud bersifat fleksibel, artinya organisasi dapat menyesuaikan ruang penyimpanan sesuai kebutuhan mereka, baik dengan memperluas maupun menguranginya.
Google Cloud sendiri menyediakan berbagai pilihan pengaturan bagi organisasi untuk menyimpan data di infrastruktur cloud. Layanan ini menggunakan server yang berada jauh dari lokasi pengguna untuk menyimpan berbagai jenis data seperti dokumen, arsip bisnis, video, maupun gambar. Data tersebut diunggah melalui internet dan disimpan di mesin virtual dalam server fisik.

Untuk menjaga kelangsungan akses dan menambah cadangan, data sering kali disebar ke beberapa mesin virtual di berbagai pusat data di seluruh dunia. Jika permintaan penyimpanan meningkat, penyedia layanan akan menambahkan lebih banyak mesin virtual untuk memenuhi beban kerja. Pengguna dapat mengakses informasi yang tersimpan melalui berbagai perangkat dan aplikasi seperti peramban web, portal online, atau aplikasi ponsel yang terhubung dengan API.
Terdapat beberapa jenis model penyimpanan cloud, yakni publik, privat, hybrid, dan multicloud. Public Cloud Storage merupakan model di mana perusahaan menyimpan data di pusat data milik penyedia layanan bersama dengan pelanggan lainnya. Umumnya, data tersebar di berbagai lokasi dan ditawarkan melalui sistem langganan atau pembayaran berdasarkan penggunaan. Model ini dianggap elastis karena dapat menyesuaikan jumlah data yang disimpan tergantung kebutuhan. Pengguna juga dapat mengakses data dari berbagai perangkat.
Sebaliknya, Private Cloud Storage adalah model di mana data disimpan di server milik organisasi itu sendiri dalam jaringan internal mereka. Alternatif lain, mereka bisa menggunakan penyedia cloud untuk menyediakan server eksklusif dan koneksi tertutup yang tidak dibagi dengan pengguna lain. Model ini biasanya dipilih oleh perusahaan yang memerlukan kontrol penuh atas data dan memiliki standar keamanan serta kepatuhan yang tinggi.
Cloud hybrid merupakan kombinasi dari cloud publik dan privat. Dengan model ini, organisasi bisa menentukan mana data yang disimpan di jaringan tertutup dan mana yang diletakkan di cloud umum. Data yang bersifat rahasia atau harus memenuhi aturan ketat bisa diletakkan di sistem privat, sedangkan data lain yang tidak terlalu sensitif bisa dipindahkan ke layanan publik. Integrasi antara keduanya dilakukan melalui lapisan orkestrasi yang memungkinkan pengelolaan yang menyatu. Model ini memberikan keleluasaan bagi organisasi untuk tetap fleksibel dalam ekspansi data.
Terakhir, model multicloud digunakan saat sebuah organisasi memanfaatkan lebih dari satu layanan cloud dari penyedia yang berbeda, baik itu publik maupun privat. Pilihan ini cocok jika ada aplikasi khusus dari penyedia tertentu, kebutuhan penyimpanan data di wilayah tertentu, tim yang sudah terbiasa dengan platform berbeda, atau kebutuhan spesifik yang tidak tercantum dalam perjanjian layanan penyedia sebelumnya.
