DetikPulsa – Waspada Super Flu Subclade K, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang tengah mengalami peningkatan signifikan kasus influenza, yang diduga berkaitan dengan kemunculan varian baru subclade K. Dalam kurun satu pekan, jumlah kasus yang tercatat dilaporkan menembus angka 70 ribu.

Waspada Super Flu Subclade K, Naik 70rb Kasus di AS
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim B Yanuarso, turut mengingatkan para orang tua agar lebih waspada terhadap kondisi kesehatan anak. Ia menilai varian ini memiliki karakteristik yang tidak mudah dikenali dan mampu melewati perlindungan kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya.
“Subclade K ini relatif sulit dideteksi dan bisa menembus imunitas yang telah ada,” ujar dr Piprim dalam media briefing, Senin (29/12/2025).
Varian tersebut kerap dijuluki sebagai ‘super flu’, bukan karena tingkat kematiannya selalu tinggi, melainkan akibat gejala yang dapat muncul lebih berat. Risiko ini terutama mengancam kelompok rentan, termasuk anak-anak dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan obesitas.
Ia menjelaskan bahwa pada anak, infeksi Influenza tipe A dapat berdampak jauh lebih serius apabila disertai kondisi komorbid. Anak dengan penyakit bawaan cenderung mengalami komplikasi yang lebih berat dibandingkan mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta.

Kelompok dengan penyakit jantung bawaan, gangguan paru kronis, masalah metabolik, kelainan saraf, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh juga dinilai memiliki risiko lebih besar mengalami perburukan saat terinfeksi subclade K.
Selain faktor kesehatan individu, kondisi lingkungan saat ini juga menjadi perhatian. Menurut dr Piprim, banjir dan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera serta Kalimantan Selatan berpotensi mempercepat penyebaran penyakit menular.
“Kita sedang menghadapi banjir dan berbagai bencana di beberapa daerah. Kita tentu prihatin, dan jangan sampai situasi ini semakin berat dengan tambahan kasus influenza,” tuturnya.
Menghadapi ancaman super flu, IDAI kembali menekankan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dengan berkaca pada pengalaman selama pandemi COVID-19.
“Dalam menghadapi penyakit menular, langkah awal yang paling penting adalah menerapkan PHBS. Pengalaman pandemi mengajarkan kita bahwa kebiasaan memakai masker, menjaga kebersihan, serta menghindari kerumunan saat musim penyakit sangatlah penting,” jelas dr Piprim.
Ia menambahkan, langkah-langkah sederhana seperti rajin mencuci tangan, menerapkan etika batuk, menjaga jarak ketika anak sedang kurang sehat, serta penggunaan masker pada kondisi tertentu masih sangat relevan hingga saat ini.

Imbauan Vaksinasi, Anak dan Bumil
Di samping PHBS, IDAI juga kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi influenza, khususnya bagi anak-anak dan kelompok berisiko tinggi. Vaksin influenza dianjurkan untuk diberikan kepada anak mulai usia enam bulan ke atas.
“Perlu kita ingatkan kembali mengenai vaksin influenza pada anak sejak usia enam bulan. Ini menjadi upaya penting untuk mencegah munculnya gejala yang berat,” katanya.
Vaksinasi juga disarankan bagi ibu hamil. Pemberian vaksin influenza selama kehamilan dapat memberikan perlindungan pasif kepada bayi, terutama bayi baru lahir dan bayi prematur yang belum dapat menerima imunisasi secara langsung.
“Vaksin pada ibu hamil dapat membantu melindungi bayi-bayi muda, khususnya yang lahir prematur, agar tetap terlindungi,” imbuhnya.
Sebagai penutup, dr Piprim menegaskan bahwa pada anak dengan penyakit penyerta, pemenuhan nutrisi yang baik serta pengendalian kondisi komorbid sangat berperan dalam menekan risiko gejala berat apabila terinfeksi influenza.







