DetikPulsa – Teror Bom Incar 3 Sekolah Internasional, 3 sekolah itu ada di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta Utara (Jakut) menjadi target ancaman bom dari pihak yang belum diketahui. Di Tangsel, teror tersebut ditujukan kepada Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School pada Selasa (7/10).

Teror Bom Incar 3 Sekolah Internasional di Jakut
Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menjelaskan bahwa pihaknya segera berkoordinasi dengan Unit Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya untuk melakukan pemeriksaan di lokasi. Setelah dilakukan penyisiran, dipastikan tidak ditemukan adanya bahan peledak.
“Hasil pemeriksaan Detasemen Gegana menunjukkan tidak ada bom atau benda mencurigakan seperti yang disebutkan dalam pesan ancaman,” ujar Victor kepada wartawan.
Dari hasil penyelidikan sementara, motif ancaman tersebut diketahui berupa pemerasan. Dalam pesan yang dikirim ke masing-masing sekolah, pelaku menuntut uang tebusan sebesar 30 ribu dolar AS.

Dua sekolah internasional di Tangsel menerima pesan ancaman dari nomor yang sama. Polisi kini tengah menelusuri lebih jauh untuk mengungkap identitas pelaku.
“Nomornya sama. Kami sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan teror ini. Perkembangan hasilnya akan kami sampaikan,” kata Victor.
Sementara itu, di wilayah Jakarta Utara, ancaman serupa ditujukan kepada North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Polsek Kelapa Gading segera menurunkan tim untuk melakukan pengecekan dan penyisiran di area sekolah pada Rabu (8/10) sekitar pukul 00.15 WIB.

Proses pemeriksaan berlangsung sekitar 15 menit, dan hasilnya menunjukkan tidak ada bahan peledak di lokasi.
Seperti halnya di Tangsel, pelaku juga meminta tebusan sebesar 30 ribu dolar AS. Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menyebutkan, pesan ancaman dikirim melalui WhatsApp menggunakan nomor dengan kode negara Nigeria.
“Pelaku meminta uang dalam bentuk kripto senilai sekitar 30 ribu dolar AS,” ujar Seto.
Ia menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Asosiasi Crypto untuk menelusuri transaksi serta mengidentifikasi pemilik wallet address yang digunakan.
“Mereka meminta transfer melalui mata uang kripto ke salah satu dompet digital. Kami sudah bekerja sama dengan pihak kripto untuk menelusurinya,” jelas Seto.
