DetikPulsa – Prasasti Dekrit Canopus Raja Ptolemeus 3, Sebuah prasasti salinan Dekrit Canopus dari Raja Ptolemeus III berhasil ditemukan di Sharqiya, Mesir, dalam kondisi utuh dan lengkap.

Mesir Sukses Temukan Prasasti Dekrit Canopus Raja Ptolemeus 3
Prasasti batu pasir ini ditemukan di Situs Tell El-Faraun, Kota Husseiniya, Provinsi Sharqiya, sebagaimana diumumkan Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir bersama Archeology Magazine pada Jumat, 12 September 2025, dan dikutip Senin, 15 September 2025.
Penemuan ini dianggap sangat penting karena menghadirkan versi baru Dekrit Canopus yang lengkap. Sebelumnya telah ditemukan enam salinan, baik utuh maupun terpisah, di Kom El-Hisn, San El-Hagar, dan Tell Basta.
Temuan ini disebut sebagai yang paling berharga dalam lebih dari satu setengah abad. Tidak seperti versi lain yang ditulis dalam tiga bahasa—hieroglif, Demotik, dan Yunani—prasasti kali ini hanya menggunakan hieroglif.

Prasasti tersebut berasal dari tahun 238 SM dan berisi dekrit para pendeta di Kota Canopus untuk menghormati Raja Ptolemeus III, istrinya Berenice, serta putri mereka.
Prasasti ini memiliki ukuran tinggi 127,5 cm, lebar 83 cm, dan tebal hampir 48 cm. Bagian atas berbentuk bulat dengan ukiran cakram matahari bersayap diapit dua ular kobra yang memakai mahkota putih dan merah Mesir, serta tulisan “Di-Ankh” atau “diberi kehidupan” di antaranya. Panel tengah berisi 30 baris teks hieroglif yang dipahat dengan relief cekung.
Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, Mohamed Ismail Khaled, menyebut penemuan versi lengkap dan baru dari Dekrit Canopus setelah lebih dari 150 tahun sebagai sesuatu yang luar biasa.

Menurutnya, temuan ini akan memperkaya pemahaman mengenai teks kerajaan dan keagamaan era Ptolemeus, sekaligus memperluas wawasan tentang bahasa dan budaya Mesir kuno.
Hisham Hussein, Kepala Administrasi Pusat Mesir Hilir, menjelaskan bahwa teks prasasti tersebut menyoroti pencapaian politik dan keagamaan Raja Ptolemeus III.
Isinya mencakup sumbangan untuk kuil, menjaga stabilitas dalam negeri, pengurangan pajak saat banjir besar Sungai Nil, pembentukan tingkatan baru imamat atas nama Ptolemeus dan Berenice, serta penetapan festival yang menandai munculnya bintang Sirius.
Menariknya, dekrit itu juga menyebutkan konsep tahun kabisat dengan menambahkan satu hari setiap empat tahun, suatu pembaruan yang jauh lebih maju dibanding zamannya.
