DetikPulsa – Badai Melissa Terjang Jamaika, Jamaika dilanda Badai Melissa pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat, menyebabkan sekitar 8.000 wisatawan asal Inggris terjebak di pulau tersebut.
Badai Melissa Terjang Jamaika, 8 ribu Turis Terjebak
Salah satunya adalah Andrew Tracey, yang seharusnya pulang pada Senin (27/10). Namun, penerbangannya dibatalkan karena Cuaca ekstrem, memaksanya untuk tetap tinggal di Hotel Negril tempat ia menginap.
“Balkon dan dinding terasa bergetar karena kekuatan angin yang begitu kencang,” ungkap Tracey seperti dikutip dari Sky News, Kamis (30/10).
Menurut Pusat Badai Nasional AS di Miami, Badai Melissa termasuk salah satu badai paling kuat di wilayah Atlantik yang pernah menghantam barat daya Jamaika.
Shantell Nova Rochester dan tunangannya, Denva Wray, juga berada di Jamaika saat badai melanda. Mereka berencana menikah di pulau tersebut bulan depan. Namun, saat badai datang, jendela penginapan mereka pecah dan air masuk ke dalam ruangan.
“Bangunan tempat kami menginap cukup kuat, tapi suara angin begitu keras. Rasanya menakutkan, tapi kami saling menyemangati dan berusaha tetap tenang,” ujar Wray.
David Rowe bersama keluarganya dari Hertfordshire, Inggris, telah berlibur selama 10 hari di Jamaika sebelum berencana pulang pada Sabtu. Ia mengaku kecewa karena merasa tidak mendapat bantuan cepat dari pihak Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO).
“Segalanya terasa terlambat. Tindakan dan respons mereka baru muncul setelah badai benar-benar terjadi,” kata Rowe.
Setidaknya 20 orang dilaporkan meninggal akibat banjir di Haiti setelah badai melintasi Jamaika dan Kuba. Di sana, Melissa tercatat sebagai badai kategori dua.
Di Jamaika sendiri, banyak warga masih terjebak di atap rumah tanpa aliran listrik. Perdana Menteri Andrew Holness menyebutkan bahwa tingkat kerusakan yang terjadi sangat parah, dengan sebagian besar wilayah mengalami kehancuran total.
Ia menambahkan bahwa sekitar 80 hingga 90 persen atap bangunan rusak, termasuk fasilitas umum seperti rumah sakit, kantor polisi, pelabuhan, hingga perpustakaan.
Mengutip laporan BBC, Raja Charles yang juga menjabat sebagai kepala negara Jamaika menyampaikan rasa prihatin dan duka mendalam atas bencana tersebut.
“Badai yang begitu dahsyat dan memecahkan rekor ini menjadi pengingat penting bahwa kita perlu menjaga keseimbangan alam demi kelangsungan hidup semua makhluk yang terdampak oleh bencana mengerikan ini,” ujarnya.
