DetikPulsa – Kenapa Anda Mengidam Sarapan Manis, Mengonsumsi gula secara berlebihan memang berisiko bagi kesehatan. Namun, saat dorongan untuk menyantap makanan manis terasa kuat di pagi hari, sinyal lapar dan keinginan tersebut sering kali sulit ditahan.

4 Fakta Kenapa Anda Mengidam Sarapan Manis
Hasrat untuk sarapan manis tidak hanya berkaitan dengan selera lidah. Ada proses biologis dan hormonal yang membuat tubuh seolah meminta asupan gula sejak awal hari, sehingga pilihan menu rendah gula terasa kurang menarik.
1. Kadar gula darah menurun
Puasa sepanjang malam dapat menyebabkan kadar gula darah berada di level rendah ketika bangun tidur. Saat kondisi ini terjadi, tubuh akan memicu rasa lapar dan mencari sumber energi yang bisa digunakan dengan cepat.
Makanan manis serta karbohidrat sederhana sering dianggap sebagai jalan pintas karena mampu meningkatkan gula darah dalam waktu singkat. Inilah sebabnya camilan seperti donat, roti manis, atau minuman berpemanis tampak sangat menggoda di pagi hari.

2. Stres dan peningkatan hormon kortisol
Tubuh bekerja mengikuti ritme sirkadian, yaitu siklus alami selama 24 jam yang mengatur berbagai fungsi penting. Pada pagi hari, hormon kortisol yang berperan dalam kewaspadaan dan metabolisme memang cenderung meningkat secara alami.
Namun, tingkat stres yang tinggi dapat membuat lonjakan kortisol menjadi berlebihan. Kondisi ini memicu pelepasan ghrelin, hormon pemicu rasa lapar. Dampaknya, nafsu makan meningkat dan pilihan makanan sering condong ke arah yang kurang sehat, termasuk makanan manis.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa peningkatan ghrelin membuat seseorang lebih tertarik pada makanan tinggi gula serta merasakan sensasi menyenangkan yang lebih kuat di otak setelah mengonsumsinya.
3. Kurang tidur
Kebiasaan tidur yang tidak cukup dapat mengganggu keseimbangan hormon dan sistem saraf, sehingga memicu keinginan lebih besar untuk mengonsumsi makanan manis saat sarapan.
Mekanismenya mirip dengan stres, di mana kadar ghrelin meningkat, rasa lapar bertambah, dan makanan manis terasa lebih memuaskan. Selain itu, pelepasan dopamin sebagai zat kimia pemicu rasa senang juga menjadi lebih besar ketika mengonsumsi gula.

Sebaliknya, kurang tidur menurunkan kadar leptin, hormon yang memberi sinyal kenyang. Akibatnya, seseorang cenderung makan lebih banyak, termasuk asupan manis yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Tak hanya itu, pola tidur yang buruk juga dapat memengaruhi sensitivitas insulin dan meningkatkan risiko resistensi insulin, yang pada akhirnya semakin memperkuat dorongan untuk mengonsumsi gula.
4. Terjebak dalam pola konsumsi gula
Bagi mereka yang terbiasa sarapan manis dalam jangka panjang, keinginan tersebut bisa berkembang menjadi kebiasaan yang sulit dilepaskan.
Gula menstimulasi pusat penghargaan di otak dan memicu pelepasan dopamin. Semakin sering kebiasaan ini dilakukan, semakin kuat pula dorongan untuk mengulanginya setiap pagi.
Tubuh pun seakan mengharapkan sensasi menyenangkan yang sama sebagai awal hari.
Memahami faktor-faktor di balik keinginan sarapan manis dapat membantu dalam memilih menu yang lebih seimbang. Dengan memperbaiki pola tidur, mengelola stres, serta secara bertahap mengurangi konsumsi gula, dorongan tersebut perlahan dapat berkurang.







