Roblox Masuk Top 5 Game Online Sukses dan Laris, Dalam beberapa hari terakhir, Roblox menjadi topik hangat di masyarakat setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan pelarangan terhadap permainan tersebut.

Roblox Masuk Top 5 Game Online Sukses dan Laris
Berdasarkan data terbaru, Roblox game Online Sukses yang paling banyak dimainkan oleh para gamer di Indonesia. Hal ini terungkap dalam laporan Profil Pengguna Internet Indonesia 2025 yang diterbitkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Survei tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2025, jumlah penduduk Indonesia yang telah terhubung ke internet mencapai 229.428.417 orang dari total populasi sekitar 284.438.900 jiwa. Artinya, tingkat penetrasi internet di Tanah Air mencapai 80,66 persen.
Dari pengguna internet tersebut, sebanyak 28,17 persen Gamer mengaku aktif bermain game online, angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24,27 persen.

Ketika ditanya mengenai jenis game daring yang paling sering dimainkan, masyarakat Indonesia menyebut beberapa judul yang paling populer di kalangan mereka.
- Mobile Legend 48,99%
- Free Fire 23,05%
- Candy Crush Saga 3,81%
- FIFA Mobile 3,60%
- Roblox 2,07%
- Subway Surfers 1,90%
- Call of Duty 0,74%
- Game lain-lain 4,80%

Data menunjukkan bahwa Roblox termasuk dalam lima game yang paling banyak dimainkan di Indonesia. Untuk durasi bermain game online, sebagian besar pengguna internet di Tanah Air menghabiskan waktu antara 1 hingga 2 jam sebanyak 34,91%, diikuti oleh 2 hingga 3 jam sebesar 30,30%, 3 hingga 4 jam mencapai 15,80%, kurang dari 1 jam sebanyak 10,94%, dan yang bermain lebih dari 4 jam sekitar 8,05%.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengeluarkan larangan bagi anak-anak untuk bermain Roblox. Pernyataan ini disampaikannya saat melakukan pemantauan program Cek Kesehatan Gratis di SDN Cideng 02, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 4 Agustus 2025.

Mu’ti melarang permainan tersebut karena dianggap mengandung adegan kekerasan. Ia berpendapat bahwa anak-anak usia sekolah dasar belum memiliki kemampuan untuk membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. “Dengan kemampuan mereka yang masih terbatas, terkadang mereka meniru apa yang dilihatnya,” ujarnya.
Sebagai contoh, adegan membanting dalam game mungkin terlihat biasa saja, tetapi jika ditiru di kehidupan nyata bisa menimbulkan masalah serius.
Selain itu, Mu’ti juga menyoroti maraknya konten negatif, termasuk penyusupan situs judi online dalam game anak-anak. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya pengawasan agar anak tidak mengakses konten berbahaya.
Mu’ti juga mengingatkan tentang bahaya penggunaan gadget secara berlebihan, termasuk bermain Roblox. Anak yang terlalu lama bermain cenderung kurang bergerak, yang bisa mengganggu perkembangan motorik, peredaran darah, dan membuat mereka lebih emosional.
Ia mengimbau orang tua agar aktif mendampingi anak. “Dampingi, kita harus membimbing agar yang diakses adalah hal yang bermanfaat dan edukatif,” pesannya.
