Detik Pulsa – 7 Komik Jepang yang Dilarang di Amerika, Sejak pandemi melanda, industri Manga Jepang mengalami peningkatan tajam dalam hal popularitas dan penjualan, termasuk di pasar luar negeri seperti Amerika Serikat. Meski begitu, tak semua judul bisa diterima dengan tangan terbuka.

7 Komik Jepang yang Dilarang di Amerika
Beberapa Manga Jepang dilarang beredar karena dinilai mengandung unsur yang tak pantas, baik dari segi kekerasan, nilai moral, maupun konten yang dianggap tidak layak dikonsumsi pelajar. Berikut tujuh judul manga yang sempat atau sedang dicekal di sejumlah wilayah Amerika Serikat:
1. Assassination Classroom
Manga karya Yusei Matsui ini pertama kali diterbitkan pada Juli 2012 dan tamat pada Maret 2016. Ceritanya berpusat pada makhluk mirip gurita berkekuatan luar biasa yang menjadi wali kelas dan mengajar sekelompok murid di sekolah menengah pertama. Walaupun mengangkat tema pendidikan dan motivasi, seri ini dilarang beredar di beberapa sekolah di distrik Carolina Selatan.
Alasan utamanya karena komik ini dianggap bisa menimbulkan pemahaman keliru tentang kekerasan dan pembunuhan, mengingat tokoh utama adalah makhluk yang harus dibunuh oleh murid-muridnya sebelum dia menghancurkan dunia.

2. Unico: Awakening
Merupakan salah satu karya klasik dari Osamu Tezuka, tokoh legendaris di dunia manga. Meski tampilannya tampak manis dan imajinatif, isi ceritanya ternyata dianggap tidak layak bagi anak-anak. Komik ini menampilkan adegan kekerasan menggunakan senjata serta penyiksaan terhadap hewan, yang dinilai tidak pantas untuk pembaca muda.
Cerita utamanya berkisah tentang Unico, makhluk bertanduk yang dibuang oleh Angin Barat karena diperintahkan oleh dewa yang cemburu. Alih-alih mengikuti perintah, Angin Barat justru membawa Unico melintasi waktu dan tempat untuk melindunginya.
3. Fire Force
Dikenal dengan kisah aksi yang intens, Fire Force adalah karya Atsushi Okubo yang menampilkan petualangan para pemadam kebakaran khusus yang melawan makhluk hasil pembakaran spontan. Namun, di balik cerita yang penuh aksi, manga ini menuai kritik karena memuat adegan yang dianggap terlalu vulgar dan bernuansa seksual.
Sejumlah pihak menyatakan bahwa kontennya berpotensi tidak aman untuk remaja, sehingga status peredarannya kini sedang ditinjau ulang di beberapa distrik sekolah di AS.

4. Jujutsu Kaisen
Komik karya Gege Akutami ini menjadi salah satu judul populer yang juga masuk dalam daftar manga yang dicabut dari perpustakaan sekolah, khususnya di wilayah Tennessee. Alasannya adalah banyaknya unsur kekerasan, adegan pertarungan brutal, serta gambaran makhluk kutukan yang dinilai terlalu ekstrem untuk usia sekolah.
Meski sangat digemari, otoritas pendidikan setempat menganggap isinya kurang cocok untuk digunakan sebagai bahan bacaan anak-anak.
5. Attack on Titan
Manga yang ditulis oleh Hajime Isayama ini menceritakan perjuangan umat manusia melawan para raksasa pemangsa manusia. Karena memuat banyak adegan berdarah, kekejaman, dan tema kemanusiaan yang gelap, Attack on Titan mendapat pelarangan di beberapa wilayah AS.
Bahkan di level internasional, animenya sempat dilarang tayang di sejumlah negara seperti China, Turki, Rusia, dan Korea Selatan, karena dianggap mengandung unsur kekerasan ekstrem yang dapat mempengaruhi penonton muda.
6. Death Note
Mengangkat kisah seorang siswa cerdas bernama Light Yagami yang menemukan buku misterius dengan kemampuan membunuh siapa pun yang namanya ditulis di dalamnya. Komik ini sangat populer hingga diadaptasi ke dalam berbagai versi layar lebar dan anime.
Namun, Death Note juga menjadi sasaran larangan di beberapa negara, termasuk China. Di AS, kekhawatiran utama terletak pada tema pembunuhan, manipulasi, dan bagaimana tokoh protagonis menjadikan kejahatan sebagai alat untuk menciptakan keadilan menurut versinya sendiri.
7. Tokyo Ghoul
Karya Sui Ishida ini bercerita tentang seorang mahasiswa yang berubah menjadi makhluk pemakan manusia setelah insiden tragis. Komik ini dikenal dengan visualisasi yang intens, adegan pertarungan brutal, serta konflik psikologis tokohnya.
Di beberapa distrik sekolah di AS, Tokyo Ghoul dianggap tidak cocok untuk lingkungan pendidikan karena terlalu sarat dengan kekerasan, darah, dan aksi sadis. Selain itu, tema kejahatan dan identitas ganda dalam komik ini juga dipandang dapat memberikan pengaruh negatif pada pelajar.
Ketujuh manga tersebut mencerminkan ketegangan antara kreativitas seni dan batasan budaya serta etika yang berlaku di negara tertentu. Meski banyak digemari secara global, peredaran manga tetap harus menyesuaikan dengan nilai-nilai dan standar masyarakat tempat ia dipasarkan.
