DetikPulsa – Orang yang Dilarang Minum Madu, Madu sering dipandang sebagai pemanis alami yang menyehatkan sekaligus sarat nutrisi. Selain rasanya yang manis, madu juga mengandung beragam vitamin, mineral, hingga antioksidan. Meski begitu, ada sebagian kelompok yang tidak dianjurkan mengonsumsi madu.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3364158/original/058793300_1612067638-shutterstock_1154390287.jpg)
6 Kondisi Orang yang Dilarang Minum Madu
Di dalam Madu mengandung gula alami berupa glukosa dan fruktosa yang berfungsi sebagai sumber energi dan kalori. Menurut WebMD, madu memiliki indeks glikemik sekitar 50, lebih rendah dibandingkan gula pasir yang mencapai angka 80.
Hal ini membuat madu kerap dijadikan alternatif pengganti gula. Kandungan vitamin B, kalsium, zat besi, serta berbagai mineral di dalamnya menambah nilai gizi dari pemanis alami ini.
Namun, meskipun memiliki segudang manfaat, tidak semua orang bisa mengonsumsi madu. Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, mengonsumsi madu justru bisa menimbulkan risiko bagi tubuh.
1. Orang dengan alergi madu
Walaupun jarang terjadi, ada sebagian orang yang mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi madu.
Tanda-tanda alergi madu dapat muncul berupa ruam pada kulit, rasa gatal, pembengkakan, nyeri perut, mual, muntah, hingga batuk. Dalam situasi yang lebih serius, mengonsumsi madu bahkan bisa memicu anafilaksis yang berbahaya bagi nyawa.
Menariknya, orang yang memiliki alergi terhadap sengatan lebah juga berisiko mengalami reaksi serupa terhadap madu, karena adanya kesamaan protein antara madu dan racun lebah.

2. Sensitif terhadap serbuk sari dan propolis
Madu alami biasanya masih mengandung serbuk sari dari bunga yang dikunjungi lebah. Pada sebagian orang yang memiliki alergi serbuk sari, hal ini bisa memicu reaksi tertentu.
Walau jarang terjadi, tidak semua penderita alergi serbuk sari bereaksi terhadap madu. Namun, bagi mereka yang alerginya cukup parah, sebaiknya menghindari madu mentah atau yang belum melalui proses penyaringan.
Selain itu, propolis atau resin yang dikumpulkan lebah dari tunas pohon juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang yang sensitif, karena adanya senyawa tanaman tertentu di dalamnya.
3. Penderita diabetes
Penderita diabetes tidak sepenuhnya dilarang mengonsumsi madu, tetapi tetap harus berhati-hati dan mengontrol jumlahnya.
Madu mengandung gula alami seperti Glukosa dan fruktosa yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Meski nilai indeks glikemiknya lebih rendah dibandingkan gula pasir, dampaknya terhadap gula darah tetap cukup besar.
Karena itu, penderita diabetes harus benar-benar memperhatikan porsi madu yang dikonsumsi dan memasukkannya dalam perhitungan asupan karbohidrat harian.

4. Orang dengan sistem imun yang lemah
Mereka yang memiliki sistem imun lemah, seperti pasien kanker yang menjalani kemoterapi, penerima transplantasi organ, atau penderita HIV/AIDS, termasuk kelompok yang tidak disarankan mengonsumsi madu mentah.
Madu alami bisa mengandung serbuk sari, ragi, maupun spora bakteri. Bagi orang sehat biasanya tidak menimbulkan masalah, tetapi bisa berbahaya bagi mereka yang daya tahan tubuhnya terganggu karena berisiko memicu infeksi.
Dalam kondisi ini, madu yang telah dipasteurisasi secara komersial bisa lebih aman, meski tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
5. Penderita gangguan pencernaan
Madu sering dipakai untuk membantu meredakan gangguan pencernaan, tetapi bagi sebagian orang justru bisa menimbulkan efek samping seperti diare, kram perut, atau perut kembung.
Menurut Everyday Health, hal ini terkait dengan kandungan fruktosa yang cukup tinggi dalam madu. Fruktosa sulit diproses tubuh pada sebagian orang, terutama mereka yang memiliki irritable bowel syndrome (IBS) atau intoleransi fruktosa.
6. Bayi di bawah usia 1 tahun
Meski tidak memiliki penyakit tertentu, bayi yang usianya belum mencapai satu tahun termasuk kelompok yang tidak boleh mengonsumsi madu. Mereka rentan terhadap botulisme, yaitu penyakit serius yang dipicu oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum.
Madu, baik mentah maupun olahan, dapat mengandung spora bakteri tersebut. Sistem pencernaan bayi yang masih belum matang tidak mampu mencegah pertumbuhan bakteri, sehingga bisa menyebabkan keracunan.
Karena itu, bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak diberi madu sama sekali. Hal ini juga berlaku bagi pasien transplantasi organ yang memiliki risiko tinggi terhadap infeksi.
