Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta

Detik Pulsa – Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta, Misteri kematian Mohamad Ilham Pradipta, kepala cabang sebuah bank di Jakarta Pusat, mulai menemukan titik terang setelah dalang intelektual di balik penculikan dan pembunuhan berhasil diamankan.

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta
Mohamad Ilham Pradipta

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta

Ilham ditemukan meninggal di area semak-semak Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis pagi (21/8). Saat ditemukan, jasad pria 37 tahun itu dalam kondisi mengenaskan dengan mata, tangan, serta kaki terikat menggunakan lakban.

Fakta lain yang terungkap, sebelum jasadnya ditemukan, Ilham lebih dulu diculik. Ia dibawa paksa dari area parkir sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu sore (20/8).

Melalui penyelidikan intensif, tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil membekuk para pelaku satu per satu. Hingga kini, total 15 orang yang terlibat telah diamankan aparat kepolisian.

Rangkaian penangkapan tersebut akhirnya mengarah pada sosok pengendali utama kasus ini. Mengejutkannya, penculikan sekaligus pembunuhan Ilham disebut digagas seorang pengusaha bernama Dwi Hartono.

“DH merupakan salah satu otak dari aksi penculikan,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Selasa (26/8/2025).

Meski begitu, alasan di balik peristiwa ini masih belum jelas. Polda Metro Jaya kini terus mendalami kasus tersebut, termasuk menelusuri motif yang mendorong terjadinya penculikan dan pembunuhan ini. Fakta-fakta baru pun mulai terungkap seiring jalannya penyelidikan, Rabu (27/8/2025).

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta
Dwi Hartono

1. Sosok Tersangka Dwi Hartono

Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan bahwa salah satu tersangka utama berinisial DH atau Dwi Hartono ternyata seorang pengusaha. Dwi diketahui menjalankan bisnis bimbingan belajar berbasis daring.

Dari laporan, Dwi berasal dari Rimbo Bujang, Kecamatan Tebo, Jambi. Di kampung halamannya, ia dikenal luas sebagai sosok yang dermawan sekaligus motivator. Nama Dwi cukup disegani karena kerap terlibat dalam kegiatan sosial, membantu masyarakat, serta dikenal ramah dalam berinteraksi.

Seorang warga setempat, Jay Saragih, mengaku sangat terkejut mendengar kabar keterlibatan Dwi dalam kasus besar ini. Menurutnya, sosok Dwi di mata warga selalu positif. Walau sudah lama merantau, Dwi tetap menjaga hubungan dengan lingkungan asalnya. Ia kerap mengadakan reuni bersama teman-teman sekolah, bahkan mengundang artis ibu kota untuk meramaikan acara. Tidak hanya itu, ia pernah menggelar pengajian besar yang menghadirkan ustaz ternama.

“Yang kami tahu, dia orangnya rendah hati, suka menolong, dan sering menjadi donatur di berbagai kegiatan masyarakat di Rimbo Bujang,” ujar Jay.

2. Total 15 Pelaku ditangkap

Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan intensif hingga berhasil mengamankan total 15 orang yang terlibat. Awalnya polisi menangkap beberapa tersangka utama, lalu dalam pengembangan berikutnya, tujuh orang tambahan berhasil ditangkap sehingga jumlah keseluruhan kini mencapai 15 pelaku.

Kombes Ade Ary menyebutkan, identitas detail dari para tersangka baru belum bisa dibuka ke publik. Hal ini karena proses pemeriksaan masih berlangsung dan penyidik masih mendalami peran masing-masing. Menurutnya, seluruh pihak yang diamankan tengah diperiksa secara mendalam untuk memastikan sejauh mana keterlibatan mereka dalam penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta.

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta
Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

3. Pihak Tersangka Sebut Oknum Terlibat

Kuasa hukum tersangka Eras Musuwalo (EW), Adrianus Agau, menegaskan bahwa kliennya bersama rekan-rekannya hanya menjalankan perintah untuk menculik korban, bukan membunuh. Mereka diminta untuk menjemput korban secara paksa di area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Setelah berhasil membawa korban, Eras mengaku mendapat instruksi dari seorang oknum berinisial F untuk menyerahkan korban ke lokasi tertentu di Jakarta Timur. Menurut Adrianus, sejak korban diserahkan, Eras dan kelompoknya tidak lagi mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.

4. Iming-iming Rp 50 Juta

Dalam pengakuannya, Eras dan tiga orang lainnya mengaku tergiur karena dijanjikan bayaran puluhan juta rupiah untuk melakukan penculikan. Mereka menerima tawaran ini karena kondisi ekonomi yang sulit.

“Anak-anak ini akhirnya menerima tawaran tersebut karena ada iming-iming uang. Faktor tekanan ekonomi membuat mereka tidak berpikir panjang,” jelas Adrianus.

Pembayaran yang diterima pun tidak penuh, melainkan hanya berupa uang muka. Adrianus menyebut jumlah down payment tidak lebih dari Rp50 juta. Uang itu pun belum sepenuhnya diserahkan, dan sebagian sudah berhasil disita oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti.

5. Tiga Klaster Tersangka

Adrianus menjelaskan bahwa para tersangka terbagi dalam tiga kelompok dengan peran berbeda. Pertama, kelompok pengintai yang bertugas memantau gerak-gerik korban. Kedua, kelompok penculik yang menjemput paksa korban. Ketiga, kelompok eksekutor yang diduga menjadi pelaksana pembunuhan.

Ia menegaskan bahwa kliennya hanya terlibat dalam kelompok kedua, yakni membawa korban dari lokasi parkir dan menyerahkannya kepada pihak lain. Mereka tidak ada kaitan dengan kelompok eksekutor yang melakukan pembunuhan.

Adrianus juga menyebut bahwa ada dugaan keterlibatan oknum tertentu di balik kelompok eksekutor ini. Karena itu, pihaknya telah meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri agar kasus ini diusut secara transparan.

“Dari hasil temuan di lapangan, ada indikasi keterlibatan pihak tertentu. Itulah sebabnya kami meminta perlindungan hukum agar semuanya bisa terungkap,” ucapnya.

Sementara itu, Polda Metro Jaya telah menahan empat tersangka lain yang diduga berperan sebagai dalang intelektual dalam kasus ini.

5 Fakta Dwi Hartono Otak Pembunuhan Ilham Pradipta
Oknum Terlibat
Share: