DetikPulsa – Game Lokal Baru Agni: Village of Calamity, Developer game Tanah Air kembali menunjukkan kualitasnya di kancah global. Kali ini datang dari Separuh Interactive, studio game indie berbasis di Jakarta yang resmi memperkenalkan proyek perdana mereka berjudul Agni: Village of Calamity.

1 Game Lokal Baru Agni: Village of Calamity
Co-Founder sekaligus Marketing Director Separuh Interactive, Bayu Arafat, menjelaskan bahwa game ini terinspirasi oleh berbagai judul horor populer dari Konami, Capcom, hingga PlayStation. Ia menambahkan bahwa Agni: Village of Calamity juga menghadirkan sentuhan khas dari film-film horor.
“Inspirasinya dari Resident Evil, Silent Hill, ada elemen Until Dawn, dan beberapa film horor lokal maupun internasional,” ujar Bayu pada Selasa (25/11/2025).
Bayu mengungkapkan bahwa pengembangan game saat ini melibatkan 10 orang, di mana tujuh di antaranya merupakan founder Separuh Interactive. Untuk rencana perilisan, Agni: Village of Calamity dijadwalkan meluncur lebih dulu di Steam dan Xbox, kemudian menyusul versi PS5 serta Nintendo Switch.
“Kalau kami mendapat publisher strategis dan investor, insya Allah rilisnya bisa akhir 2026,” katanya.
Sebelum mencapai tahap ini, Agni: Village of Calamity awalnya merupakan prototype yang dikerjakan pada awal 2024. Ide tersebut berasal dari Leo Avero, CEO Separuh Interactive.

Saat itu, Leo mengunggah prototype Agni ke Twitter (kini X) dan mendapat respons positif, bahkan menarik perhatian Joko Anwar. Sejak pertengahan tahun, prototype tersebut terus dikembangkan hingga mencapai tahap Alpha.
Bayu menjelaskan bahwa saat ini proses pengembangan baru mencapai sekitar 30–40% dari tahap Alpha. Selama proses tersebut, tim juga aktif mencari dukungan finansial dari investor dan publisher yang tepat.
Ia juga menjelaskan tahapan umum dalam proses pengembangan sebuah game. Secara sederhana, urutannya kurang lebih seperti berikut.
- Pre-Production (rancang konsep, bikin prototype)
- Production (konten & fitur dibuat)
- Alpha (sudah bisa dimainkan dari awal-akhir, tapi banyak bug)
- Beta (hampir final, fokus perbaikan bug & optimasi)
- Release / Launch (game dirilis ke publik)
- Post-Launch (patch, update, DLC, maintenance)
“Jadi urutannya sederhana saja: Pre-Production → Production → Alpha → Beta → Release → Post-Launch,” ujarnya.
Namun, Bayu menekankan bahwa proses pengerjaan di lapangan jauh lebih kompleks. Terlebih lagi, tim mereka tidak sebesar studio game kelas AAA.
“Bandingkan saja dengan studio AAA seperti Kojima Productions yang punya ratusan anggota tim berkemampuan tinggi dan anggaran besar. Satu game mereka bisa membutuhkan waktu pengembangan hingga 5–6 tahun sebelum akhirnya rilis,” kata Bayu.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5191513/original/001676900_1744962948-Agni_02.jpg)
Bayu juga menceritakan bahwa para founder Separuh Interactive bekerja sangat keras selama proses pembuatan Agni: Village of Calamity. Selain itu, ada beberapa orang tambahan yang ikut membantu, namun pembayaran diberikan berdasarkan tugas dan kontribusi masing-masing.
Para founder Separuh Interactive tersebut antara lain Leo (Creative Director dan CEO), Ardhan (Operations Director), Yudi (Business Director), Bayu (Marketing Director), Kusuma (Technical Director), Habib (Lead 3D Artist), serta HAR (Narrative Designer).
Sebagai informasi tambahan, video yang menampilkan gambaran mekanik permainan Agni: Village of Calamity sudah dibagikan oleh Separuh Interactive pada 3 September 2024. Kemudian pada 29 Oktober 2025, mereka merilis trailer terbaru di acara ID@Xbox Showcase Fall 2025.
Melalui trailer tersebut, Separuh Interactive memberi sebuah kejutan dengan menampilkan karakter Joko Anwar.
Bayu menjelaskan bahwa ia memang mengenal Joko Anwar, karena sebelumnya beberapa kali membantu membuat action figure Gundala dan Pengabdi Setan 2.
“Dari beberapa kali ngobrol, bang Jokan akhirnya bersedia tampil sebagai salah satu karakter di game kami,” tuturnya.
Di akhir penjelasannya, Bayu mengatakan bahwa Agni: Village of Calamity mengisahkan tentang Agni, seorang investigator yang kehilangan sahabatnya.
Orang yang ia anggap seperti adiknya sendiri itu sudah seminggu tak terdengar kabarnya setelah pergi ke sebuah tempat bernama Desa Purba. Dari sinilah perjalanan Agni yang penuh ketegangan dan misteri dimulai.






